Aku lelah sperti ini
Terbuai dengan angan semu
Menunggu fajar menjemput datang
Kalau kau mampu datanglah...
Basahi jiwaku yang kering
Sirami tanahku yg tandus
Fajar berganti seiring hari berlalu
Namun aku masih tetap terbelit masa lalu kelam
Terkadang sepi terkadang perih,,
Tak adakah bintang yang mampu menerangi langkah gontaiku
Kemana aku harus mencarimu
Dimana aku harus menunggumu
Cinta, benarkah tak ada cinta selain cintamu?
Sayang, benarkah tak ada sayang selain sayangmu?
Jika benar tak ada cinta selain cintamu kenapa harus ada hati yang terbagi, jika benar tak ada sayang selain sayangmu kenapa harus ada luka ini
Jauh, anganku semakin membumbung tinggi
Tak lagi jelas, apakah itu kamu atau yang lain
Bayang itu semakin samar dan samar
Tak lagi jelas seperti plafon rumahku yang mulai usang tertutup debu
Gurat lukaku pun semakin tak tampak
Hanya sesekali nyeri masih kurasa
Hujan baru sekali jatuh dipelataran
Namun benih begitu cepat tumbuh
Tak peduli apa yang akan terjadi,,
Meski seminya hanya akan menyisakan luka
Tidakkah terlalu dini
Menyimpulkan hujan akan membasahi seluruh musim
Mempercayakan nyawa yg bertahun-tahun kau jaga dalam gelap???
Tak takutkah engkau
Tak ragukah engkau
Patah, biarlah semuanya pergi
Musim esok pucuk bunga mekar menantikan kumbangnya
***
damn you
damn you
damn you...shiit
Membuat semakin pilu
Haruskah bersandar dibahu jalan
Panjang kata tak mampu lukiskan sunyi dihati
Dalam laut bukan ukuran aku menanti
Menunggu fajar menjemput datang
Kalau kau mampu datanglah...
Basahi jiwaku yang kering
Sirami tanahku yg tandus
Fajar berganti seiring hari berlalu
Namun aku masih tetap terbelit masa lalu kelam
Terkadang sepi terkadang perih,,
Tak adakah bintang yang mampu menerangi langkah gontaiku
Kemana aku harus mencarimu
Dimana aku harus menunggumu
Cinta, benarkah tak ada cinta selain cintamu?
Sayang, benarkah tak ada sayang selain sayangmu?
Jika benar tak ada cinta selain cintamu kenapa harus ada hati yang terbagi, jika benar tak ada sayang selain sayangmu kenapa harus ada luka ini
Jauh, anganku semakin membumbung tinggi
Tak lagi jelas, apakah itu kamu atau yang lain
Bayang itu semakin samar dan samar
Tak lagi jelas seperti plafon rumahku yang mulai usang tertutup debu
Gurat lukaku pun semakin tak tampak
Hanya sesekali nyeri masih kurasa
Hujan baru sekali jatuh dipelataran
Namun benih begitu cepat tumbuh
Tak peduli apa yang akan terjadi,,
Meski seminya hanya akan menyisakan luka
Tidakkah terlalu dini
Menyimpulkan hujan akan membasahi seluruh musim
Mempercayakan nyawa yg bertahun-tahun kau jaga dalam gelap???
Tak takutkah engkau
Tak ragukah engkau
Patah, biarlah semuanya pergi
Musim esok pucuk bunga mekar menantikan kumbangnya
***
damn you
damn you
damn you...shiit
Membuat semakin pilu
Haruskah bersandar dibahu jalan
Panjang kata tak mampu lukiskan sunyi dihati
Dalam laut bukan ukuran aku menanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar